Penyebab Runtuhnya Jembatan Kukar
YOGYAKARTA,(GM)-Tim investigasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menemukan kejanggalan dalam struktur jembatan Mahakam 2 di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yang runtuh, Sabtu (26/11) lalu. Ketua tim investigasi, Prof. Bambang Suhendro mengatakan, pihaknya telah menemukan fakta bahwa kabel utama dan kabel penggantung tidak bermasalah. "Namun baut dan mur sambungan kabel mengalami gagal geser," katanya di Yogyakarta, Jumat (2/12)."Selain itu, pada sambungan terdapat besi tua yang sudah menghitam dan retak," katanya.Bambang mengatakan, dalam runtuhnya jembatan ini ada indikasi penurunan kekuatan material seiring berjalannya waktu, sehingga tidak memenuhi syarat lagi. Namun ia memastikan, menjelang runtuh, komponen kabel utama, hanger, rangka jembatan, pylon, fondasi, dan angkur blok masih berfungsi baik. Satu-satunya komponen vital yang diduga kuat memicu keruntuhan adalah sistem sambungan antara kabel utama dengan kabel penggantung atau hanger. Fakta juga menunjukkan, klem masih utuh, namun baut dan mur mengalami gagal geser. Gagal geser merupakan fenomena kegagalan material karena bersifat getas, sehingga terjadi secara tiba-tiba tanpa diawali gejala lain, seperti lendutan atau deformasi yang membesar terlebih dulu. Meski pembuktiannya masih perlu ditindaklanjuti, tim teknis UGM memiliki hipotesis, runtuhnya jembatan akibat sistem baut dan mur sambungan yang mengalami gagal geser. "Perlu diingat, ada dua atau tiga baut saja yang gagal geser, seluruh sistem sambungan akan mengalami kelelahan bahan dan efek domino keruntuhan pun terjadi," katanya. Tim investigasi UGM menyarankan agar reruntuhan jembatan itu dimuseumkan sebagai bahan pembelajaran. Akan lebih baik kalau membangun jembatan baru dengan model cable stayed, seperti jembatan Suramadu, ketimbang model gantung seperti sebelumnya. Hasil investigasi ini akan dianalisis secara ilmiah dan direkomendasikan kepada Kementerian Pekerjaan Umum untuk langkah lebih lanjut.
Ada 13 Obyek Terdeteksi di Sekitar Reruntuhan
Satu obyek yang diperkirakan adalah sebuah bus terlihat telah berada di luar kerangka badan jembatan Photo: Dok. Tim Survey BPPT |
Kutai Kartanegara. 05/12/2011.Dari hasil akusisi dan analisa sementara oleh Tim Survey Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), sedikitnya terdeteksi 13 obyek yang diduga merupakan kendaraan roda empat milik korban ambruknya Jembatan Kartanegara.
Hasil pencitraan teknologi sonar BPPT yang menunjukkan adanya kendaraan di sekitar reruntuhan Jembatan Kartanegara Photo: Dok. Tim Survey BPPT |
Dari 13 obyek yang terdeteksi itu, 1 obyek yang disebut obyek 9 diduga merupakan sebuah bus. Panjangnya mencapai 5,7 meter, lebar 2,6 meter, namun belum dapat diketahui tingginya. Obyek tersebut terlihat sudah berada di luar kerangka badan jembatan. Beberapa waktu lalu ketika ada kunjungan Komisi V DPR RI, tim SAR sempat menginformasikan ada 7 kendaraan yang terdeteksi di reruntuhan kerangka Jembatan Kartanegara. Namun setelah dilakukan penggabungan hasil pemetaan dengan side scan sonar dan multibeam echosounder, Tim Survey BPPT memastikan bahwa ada 13 obyek yang diindikasikan adalah kendaraan roda empat milik korban Jembatan Kartanegara. Kepala Pusat Data Informasi BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Sutopo Purwo Nugroho, dari hasil pemetaan tersebut menunjukkan bahwa jembatan patah di posisi 50 meter dari arah Tenggarong. Kemudian bergeser dan patah di posisi meter 104, dan sisanya 104 meter duduk di dasar sungai hingga pylon (tiang utama-red) sisi Tenggarong Seberang. Ditambahkan Sutopo, seluruh obyek tersebut telah diketahui koordinatnya. Kendati demikian, posisi obyek tersebut masih bisa berubah jika arus di dasar sungai cukup kuat. Sementara itu, satu dari 13 obyek tersebut berhasil diangkat dengan menggunakan crane, Minggu (04/12) petang pukul 18.00 WITA, ang ternyata adalah sebuah mobil Daihatsu Xenia milik alm Budi Yulianto. Tim SAR kembali akan melanjutkan pengangkatan kendaraan pada Senin (05/12) pagi untuk mencari korban hilang yang diperkirakan masih terjebak di dalam mobil saat Jembatan Kartanegara ambruk pekan lalu. (win)
Menkokesra: Percepat Evakuasi dan Pemulihan Ekonomi.
Menkokesra RI Agung Laksono didampingi Gubernur Kaltim Awang Faroek berharap agar proses evakuasi dapat segera tuntas Photo: Humas Kukar/Heru Abdi |
KutaiKartanegara, 05/12/2011
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) RI, Agung Laksono, berharap agar proses evakuasi maupun pemulihan aktivitas ekonomi warga dapat dipercepat pasca runtuhnya Jembatan Kartanegara.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) RI, Agung Laksono, berharap agar proses evakuasi maupun pemulihan aktivitas ekonomi warga dapat dipercepat pasca runtuhnya Jembatan Kartanegara.
Hal tersebut disampaikan Menkokesra yang untuk kedua kalinya berada di ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Tenggarong, Minggu (04/12) kemarin, untuk melihat langsung perkembangan proses evakuasi di sekitar reruntuhan Jembatan Kartanegara.
"Saya kesini untuk percepatan proses evakuasi maupun recovery aktivitas warga, karena sekarang sudah satu minggu belum tuntas," ujar Agung saat pertemuan dengan para pejabat terkait di Pendopo Odah Etam, Tenggarong.
Hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya adalah Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak, Bupati Kukar Rita Widyasari, Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo, dan Wakapolda Kaltim Brigjen Pol Rusli Nasution, serta pimpinan instansi maupun organisasi yang terkait dalam penanganan ambruknnya Jembatan Kartanegara.
"Saya kesini untuk percepatan proses evakuasi maupun recovery aktivitas warga, karena sekarang sudah satu minggu belum tuntas," ujar Agung saat pertemuan dengan para pejabat terkait di Pendopo Odah Etam, Tenggarong.
Hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya adalah Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak, Bupati Kukar Rita Widyasari, Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo, dan Wakapolda Kaltim Brigjen Pol Rusli Nasution, serta pimpinan instansi maupun organisasi yang terkait dalam penanganan ambruknnya Jembatan Kartanegara.
Bupati Kukar Rita Widyasari (tengah) saat mendampingi Menkokesra Agung Laksono ke lokasi ambruknya Jembatan Kartanegara Photo: Humas Kukar/Heru Abdi |
Agung berharap agar dalam minggu ini proses evakuasi bisa segera selesai. Langkah percepatan tersebut yaitu bagimana korban yang masih belum ditemukan bisa segera dievakuasi dengan cara apapun, namun tetap memperhatikan keselamatan tim penyelamat. "Baik korban manusia maupun kendaraan dan lain-lain juga harus diangkat karena alur sungai ini merupakan jalur vital," katanya.
Selain itu yang menjadi prioritas lainnya adalah bagaimana agar kegitan ekonomi maupun aktivitas warga yang sebelumnya bergantung dari jembatan dapat berjalan lancar lagi. Salah satunya yaitu dengan penggunaan kapal fery. "Yang menjadi perhatian saya bagaimana fery dari pemerintah bisa segera beroperasi," harap Agung.